Jumat, 04 Januari 2008

Jawaban Otentik Seorang Anak


Jawaban Otentik Seorang Anak

Ini sebuah fakta. Pada sebuah ulangan mata pelajaran IPS Kelas 1 sebuah SD ada pertanyaan sbb:


- Gambar di samping ini mewujudkan kasih sayang seorang ... (gambarnya adalah gambar seorang perempuan yg sedang memangku seorang anak sambil membelai kepalanya)


A. Pembantu
B. Ayah
C. Ibu


Si anak memilih jawaban yg pertama: A. pembantu.Oleh gurunya jawaban itu disalahkan
Maka, tidak heran dunia pendidikan kita sulit maju. Betapa tidak sejak dini pengajarannya sudah sesat seperti ini. Pertanyaan2 sejenis ini membuktikan bahwa para pendidik masih melakukan pengajaran dgn sistem dan sudut pandang yg sempit, kaku, letterlijk, textbook, dan dgn sudut pandang dewasa u/ mengajar anak2.


Konyol dan memprihatinkan ketika jawaban sang anak disalahkan o/ sang guru. Kalau memang pengalaman si anak demikian, maka tentu saja dia akan menjawab dgn sejujur dan sepolosnya seorang anak. Aneh, kok disalahkan? Pertanyaan seperti itu mempunyai jawaban yg sangat relatif. Seharusnya jawaban si anak ini membuat guru dan orangtuanya merasa prihatin dan harus merenung; kenapa si anak memilih jawaban itu. Sangat mungkin ini karena selama ini dia kurang mendapat kasih sayang dari Ibunya sendiri. Di era sekarang banyak keluarga yg demikian. Yg hanya mau mencetak anak, tetapi tidak mau repot2 mengasuhnya. Mereka merasa cukup dipenuhi kebutuhan materinya. Urusan mengasuh dan mendidik biarlah sepenuhnya urusan pembantu, baby sitter dan guru di sekolah. Akibatnya, anak tidak merasa kasih sayang orangtuanya, sebaliknya memperolehnya dari pengasuhnya.


Kejadian seperti ini mirip sekali dgn pengalaman yg pernah saya baca. Di sebuah SD, oleh gurunya, anak2 SD itu diberi tugas mengarang tentang tempat rekreasi yg mereka kunjungi di hari Minggu sebelum masuk sekolah. Pada waktu tugas mengarang itu dikumpulkan seorang anak dipanggil gurunya dan ditegur karena tidak mengerjakan tugas mengarang seperti yg ditugaskannya. Anak itu pun diberi nilai 5 (merah). Kesalahan apakah yg dimaksud sang guru dlm karangan si anak?


Kesalahan si anak SD itu adalah ternyata dia tidak mengarang ttg tempat rekreasi yg dimaksud sang guru, melainkan malah dlm karangannya itu menceritakan ttg apa yg dikerjakan di rumah bersama orangtuanya di hari Minggu itu! Rupanya si anak di hari Minggu tsb tidak ke mana-mana, tapi menghabiskan waktu bersama-sama orangtuanya di rumah. kenyataan itulah yg dia ceritakan, dan oleh guru dianggap itu suatu kesalahan yg patut mendapat nilai buruk. Kreatifitas sang anak pun dibunuh sejak dini.
Sumber: Tulisan Sdr "Daniel H.T."
.

Tidak ada komentar: